BANGKALAN, - Suasana kecemasan dan kepanikan melanda para pengendara roda dua dan empat saat terjadi getaran gempa bumi di atas Jembatan Suramadu, Jumat siang. Dalam momen yang menegangkan itu, mereka semua menghentikan kendaraannya di atas jembatan, sebagian besar dari mereka terus mengucapkan doa serta istighfar.
Getaran gempa bumi yang paling terasa terlihat di posisi bentang tengah jembatan. Selain rangka besi jembatan yang bergetar, juga terlihat menara kembar setinggi seratus empat puluh meter dan juntaian kabel yang terus bergoyang. Hal ini pun menimbulkan kepanikan sebagian pengendara yang terjebak di atas jembatan penghubung Madura dan Surabaya ini. Beberapa di antara mereka bahkan hendak putar balik ke Madura karena ketakutan melihat goyangan gempa bumi di atas jembatan ini.
Goyangan terjadi lantaran di wilayah laut Jawa diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6, 5. Episenter gempa bumi terletak di laut, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 kilometer arah timur laut Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 12 kilometer. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.26 WIB, Jumat (22/03/2024) sore.
Goyangan gempa bumi juga dirasakan oleh Penjabat Bupati Bangkalan yang saat itu sedang melaksanakan zoom meeting di Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan. Menanggapi hal ini, Arief M. Eddie, PJ. Bupati Bangkalan, menyampaikan, "Gempa yang terasa di Bangkalan terimbas dari gempa yang berpusat di Tuban. Untuk di Bangkalan terasa 3 kali ya, tapi yang saya rasakan 2 kali karena saya sedang rapat dengan kementerian dalam negeri, ditjen keuangan daerah di dalam pendopo, dan organisasi, karena ada perampingan dan pembahasan aset daerah. Semoga tidak ada lagi dan alhamdulillah saya cek di lapangan, pak Camat – pak Camat sudah laporan, tidak ada korban, Alhamdulillah." Jelasnya.
Begitu pula goyangan gempa bumi juga membuat kepanikan tersendiri di Stadion Gelora Bangkalan. Warga berhamburan keluar dari tempatnya berjualan. Abdur Rahem, seorang warga Bangkalan, menceritakan pengalamannya, "Awalnya saya bersama anak saya, keponakan saya di kamar. Habis itu pintu itu gini, sama tivi itu goyang-goyang. Akhirnya saya keluar, Anak saya langsung ditarik sama ponakan saya dibawa keluar. Dan semua keluarga yang ada didalam, keluar semua, berhamburan. Panik, karena gempanya agak lama itu." Pungkasnya.